16 Maret 2010

Suatu pagi di Stasiun Kereta

waktu menunjukkan tepat pukul 02.30 dini hari,
sebuah kendaraan roda empat berbensin solar bermerek KIA hitam,yang merupakan mobil travel jurusan Pekalongan-Bandung berhenti di depan stasiun kereta api Bandung, menurunkan penumpang terkahirnya. Supirnya yang baik hati pun berkata,"Neng,nunggu di depan aja....yang masih terang...hati2 ya Neng". Si supir dan mobil pun pergi.Cepat sekali.

     Kini, berdirilah aku di depan bangunan yang tampak lengang, menghirup udara tengah malam dengan mata setengah terkatup, aku sudah tak tidur 2 malam ini. Ada baiknya menghabiskan sisa malam ini untuk tidur di stasiun..ahahaa....jadi,kenapa ceritanya bisa nyasar di stasiun???. Panjang sekali kalau diceritakan,intinya aku berniat menjemput saudaraku dari Jogja, tapi...tololnya masih 3 jam lagi.Dan aku yang tak pandai berspekulasi terhadap waktu ternyata malah meleset perkiraannnya.
     Jadi, apa kau tau teman.....kegiatan apa yang terjadi di stasiun Bandung pada jam 02.30 pagi hari?. Aku menduga Dunkin Donuts si stasiun buka 24 jam dan aku bisa memesan secangkir kopi sambil menunggu kedatangan kereta,atau area tunggu sudah dibuka, sehingga aku bisa duduk manis sambil membaca buku sembari menunggu kedatangan kereta. Tapi..oh lala...semuanya tidak seperti yang dibayangkan, tak ada kios makanan yang buka, ruang tunggu di dalam pun masih harus dikosongkan hingga pukul 4 pagi,tak ada kursi duduk,...tak ada,...
     Aku mulai menyisiri stasiun. Di balik stand2 makanan yang tutup serta di balik almari2 tinggi aku melihat para porter tertidur pulas beralaskan lembaran kardus, berselimutkan udara malam. Di setiap sudut, jadi wilayah teraman untuk tidur mereka. Sebuah sisi lain porter yang belum pernah kulihat sebelumnya.
     Tak ada pilihan lain, tak mungkin ku memutuskan untuk kembali dulu ke kosan, raga sudah tak sanggup, angkutan umum pun belum tentu ada. Jadi Aku mulai mencari posisi aman untuk menunggu, maksud posisi aman tepatnya berada di dekat satpam, di wilayah yang cukup terang, dan lantai yang lumayan bersih. Lalu mulai duduklah aku di situ.... beberapa menit, mencoba memejamkan mata tapi tak bisa, mulai terdiam lama ,dan  tersadar...lantas hanya bisa geleng2 kepala,  aku jadi GEMBEL malam ini! hahahahahaa..... (ampun Gusti,  Nyak Babeh kalo baca tulisan ini..pasti marah besar!)

     Beberapa menit aku bisa tertidur, namun kemudian alam mimpiku mulai diganggu oleh suara anak2. Ohoho..ini bukan halusinasi, tapi nyata suara 3 orang anak kecil yang mulai berjalan di depanku. Mereka dekil, tak bersandal, kulit kakinya yang mengeras menandakan perjuangan mereka juga sama kerasnya....mereka anak jalanan. Entah apa yang dilakukan malam2 begini di stasiun kereta, yang pasti ketiganya tampak ceria dan bahagia..seolah sedang berwisata malam ke stasiun kereta. Beberapa menit kemudian, mereka pergi dari area ku, ntah kemana. Suasana kembali sepi lagi....

     Sudah pukul 04.00 pagi. Stasiun sudah mulai dibuka untuk kereta pagi. para porter yang tidur lelap mulai bangun, mengemasi 'kasur'nya, dan bersiap kerja. Sementara aku, yang tak tau lagi rupaku speti apa hari ini, ikut beranjak, mulai mencari mushola untuk shalat subuh. Sesaat ketika berjalan mengitari stasiun, di sebuah lorong kecil, aku berjumpa dengan tiga anak jalanan tadi, mereka bertiga duduk di lantai dan tampak sedang menghitung kepingan uang logam yang dikeluarkan dari bekas kantung permen. Ah...aku..aku tak punya apa - apa hari ini, uang pas2an untuk ongkos, tapi kuingat aku masih menyimpan bekal kue yang tak kumakan untuk perjalanan tadi. Kontan saja aku keluarkan kue2ku...dan aku mulai menyapa ketiga anak jalanan itu..."Hey....sedang apa kalian?" mereka hanya melihatku dengan tatapan aneh."Eh Kakak punya kue, mau??". Kontan wajah mereka berbinar, "Mau kak mau...makasih kak". Aku menyerahkan kue2ku pada mereka, tak seberapa memang, tapi kupikir lumayanlah untuk mengganjal perut mereka pagi ini.Aku bertanya dimana mushola, dan seorang anak yang kulitnya  paling hitam menunjukkan arah ke mushola kepadaku. Aku pun beranjak pergi dan memberikan sapaan terakhir untuk mereka.

     Aku mulai menuju mushola, saatnya untuk bermunajat dan berucap syukur pada yang Maha Kuasa, karena aku masi bisa memberikan senyumku dan berbagi secuil kenikmatan di hari ini. Sudah pukul 05.00pagi...dan aku kembali menanti kereta, bersiap menyambut saudara-saudaraku tercinta dengan senyuman terbaikku hari ini. Terima kasih untuk episode hari ini ya Rabb.
                                                     _oryza_

2 komentar:

nophe kangen ija' mengatakan...

ija.... seru bgt....
aq aja gk pernah ke stasiun pagi2 bute...
deuh.. segitu bgt pengorbanannya?

oryza mencari nophe mengatakan...

emang di Batam ada stasiun kereta pe? heeehee....