Ada sebuah cuplikan artikel dari koran Pikiran Rakyat : 25 Mei 2007
"Kota Bandung dan sekitarnya terancam diguncang gempa besar berkekuatan 7,5 pada skala Richter (SR). Ancaman ini bisa muncul, jika terjadi pergerakan di sejumlah lempeng penyusun patahan Cimandiri-Lembang. Jika ini terjadi, gempa besar tersebut akan mengguncang cekungan Bandung . Selain Kota gempa Cimahi, Padalarang, serta Lembang, gempa juga mengintai sejumlah wilayah di Sukabumi, termasuk Palabuhanratu."
Hm.. well, jujur saja saya malah baru baca sekarang2 ini... ternyata berita Bandung akan terancam gempa dasyat sudah diprediksikan sejak beberapa tahun silam.....
Suatu hari. seorang teman bercerita pada saya bahwa semalam ada berita di tv yang membahas tentang gempa besar yang akan terjadi di Bandung, ternyata berita itu diangkat lagi ke permukaan pasca kejadian gempa yang akhir - akhir ini terjadi melanda negeri kita tercinta. Awalnya saya masih tidak percaya, toh... gempa memang sulit sekali diprediksi... walaupun para ahli bumi telah melakukan study dan riset mengenai gempa, namun sampai sekarang toh tak ada yang mampu menebak kapan persis gempa akan terjadi.
Teman saya mulai bercerita lagi, .. ternyata berita semalam itu sempat membuat risau dan kekhwatiran pada sebuah keluarga temannya teman saya (temen saya juga dink). jadi ceritanya, setelah mendengar kabar bahwa Bandung akan terkena bencana gempa besar, seluruh keluarga besar teman saya itu pun berkumpul dan melakukan suatu diskusi dan pembicaraan serius. Dan yang dibahas dalam perkumpulan keluarga besar itu adalah bagaimana mengkoordinasikan dan mengarahkan setiap anggota keluarga mereka ketika gempa benar2 datang. Kira2 begini kronologis pembahasan keluarga besar itu : Jadi bayangkan saja, ketika gempa benar - benar terjadi, tentu saja kemungkinan listrik padam dan saluran telepon dan seluler terputus bisa saja terjadi. dalam keadaan seperti itu, ketika sarana komunikasi tak bisa digunakan maka diaturlah strategi agar mereka tahu kemana tujuan mereka setelah gempa besar benar - benar reda, jadi diputuskanlah bahwa setiap anggota keluarga (dimanapun mereka berada) akan berkumpul bersama di suatu tempat , tepatnya di Gasibu (gedung sate), dan persisnya di suatu titik di Gasibu. jadi, nantinya mereka tak perlu susah2 lagi mencari2 sanak keluarga karena sudah direncanakan hingga sekarang. Kemudian pembahasan berlanjut hingga hal - hal teknis lainnya.
Awalnya saya yang mendengar cerita tentang keluarga teman saya yang sudah siap perang itu hanya tertawa dan geleng - geleng kepala, ... salut juga saya kepada keluarga itu... walaupun orang lain menganggapnya aneh dan sepele, namun ternyata ada kiranya dilakukan koordinasi terlebih dahulu ketika akan menghadapi suatu kondisi yang tidak memungkinkannya mereka untuk melakukan komuniakasi. Di balik itu, saya pun begidik ngeri juga...kalopun benar gempa besar akan datang dan saya masih di Bandung lantas apa yang akan saya lakukan?.
Akhirnya.... pikiran konyol saya mulai bermunculan, mengingat - ngingat harta paling berharga sekarang yang ada di kosan yang mungkin saja akan hancur bila gempa benar - benar datang, yah paling - paling cuma komputer set yang menyimpan banyak data dan memoar berharga di dalamnya, untuk yang lainnya sepertinya sudah pasrah saya relakan begitu saja hihihi. Kemudian, persiapan perang kecil - kecilan hendaknya juga perlu saya siapkan. Jadi rencananya saya akan menyiapkan sebuah ransel yang berisikan barang - barang berharga dan penting untuk pertolongan pertama, sebut saja: surat2 berharga (duh apa ya... ijazah? piagam penghargaan ? hahaha), mushaf, voucher pulsa yang digosok2 tea, betadine, handiplast, pembalut (hehe), camdig, handuk, jilbab langsungan.... dan tak lupaaaa buku diary tercinta ehehehehe......
Aduhaaai.... tak apelah melakukan persiapan perang dari sekarang... bilapun rumor gempa itu nantinya tak pernah ada, saya rasa tak ada salahnya juga menyimpan sesuatu yang dianggap perlu / darurat dari sekarang. yang jelas... segala sesuatu yang terjadi hanyalah rencana milik Allah semata, dan saya makin merasa seolah segala sesuatunya menjadi tak berharga.. materi2 yang sifatnya duniawi bisa saja Allah enyahkan begitu saja dalam sekejap.... namun bekal amalan kitalah yang sebenarnya harus dipersiapakan dari sekarang.... ah, umur manusia tak ada yang tau kan pren...
pst... jujur sampai sekarang entah kenapa saya masih sedikit trauma dengan hawa2 gempa... yah manusiawi lah... masih sedikit sensitif terhadap bunyi gemuruh..... tiap bunyi gluduk2x saya langsung shock, sedikit goncangan pun saya bisa kaget tiba2 dan tentu saja sampe sekarang saya tak bisa berlama - lama berada di kamar mandi...ntah kenapa....fiuhh....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar