13 Juli 2010

Edisi Tugas Akhir : Proses Proses Proses (Curhat Ceritanya)

     Masih inget gak dulu ada acara reality show di sebuah stasiun televisi swasta berjudul JOHN PANTAU . Ya.. saya masih inget banget, dulu tayangan ini mengkisahkan tentang si John yang memergoki aturan2 yang dilanggar oleh masyarakat dan langsung disaksikan oleh pemirsanya di rumah. Suguhan acara yang sangat transparan dan menarik buat mengetahui 'kebobrokan' moral n perilaku masyarakat bangsa kita. 
     
Well, sebenarnya saya gak ingin berbicara lebih jauh tentang program reality show ini. Saya hanya teringat sebuah episode di John Pantau, tentang "Mafia Pembuat Tugas Akhir/ Skripsi" di kampus2....waktu itu si John nemuin kasus banyaknya mahasiswa yang ngebayar 'orang / lembaga' buat ngeberesin skripsinya. Pas di cek ke TKP, ternyata si 'orang/lembaga' ini udah bekerja secara profesional, mahasiswa yang pengen dibuatin skripsinya udah ditawarin harga paket2 khusus, misalnya ada paket Bab 1 aja, paket Bab 1 n 2, Bab 1, 2 ,3 ato sampe Bab Komplit (semuanya full dibikinin) dan tentunya dengan rate harga yang berbeda - beda, harganya bisa kisaran jutaan untuk tiap babnya... weleeeh weleeeh.... saya aja sampe geleng2 kepala ngeliatnya. It's just Money Talk.... jadi hikmahnya, apapun yang terjadi, kalo punya uang semua bisa dihalalkan,,,benar2 ironi untuk negeri ini....  ya tak pejabatnya, para mahasiswanya yang notabene mau jadi stakeholder buat bangsa ke depan juga udah menerapkan modus2 seperti ini... apee kate duniee???

     Nah,, yang itu tadi secuplik fenomena di kampus2 yang jurusannya menerapkan skripsi berupa penelitian / paper, Lha terus apa kabar dengan jurusan yang menerapkan berkas2 dan gambar kerja sebagai materi untuk disidangkan seperti jurusan yang sedang saya geluti.. jurusan desain maksudnya... hohhooo... ternyata praktik2 'mafia Pembuat Tugas Akhir' itu juga udah sering ditemui. Awalnya saya rada gak ngeh sama praktik2 semacam ini... tapi karena kemarin barusan ngalamin sidang akhir, n hawa2 serta euforianya masih terasa maka pelaksanaan 'mafia'2 tadi pun jelas2 saya jumpai. 

Bukan berarti di sini saya jadi sok suci, tapi sekali lagi ini udah jadi prinsip yang harusnya diindahkan dan ditegaskan untuk menjaga kredibilitas sistem pendidikan. Kalo boleh dijabarkan, modus2 yang sering terjadi adalah (selain tugas akhir, modus2 ini juga sering ditemui dalam pelakasanaan tugas2 perkuliahan) : karena si mahasiswa A gak bisa bikin gambar 3d, akhirnya mahasiswa A ngorder temennya yang bisa 3d ke mahasiswa B, eeh temennya A si mahasiswa C (padahal skill 3d nya juga ok) yang tau si A ngorder juga jd kepengen order ke si B, akhirnya si B yang gak lulus2 kuliahnya udah jd terkenal karena nerima orderan dan hasilnya bagus. Akibatnya, baik si A, C dan teman2nya jadi dimanjakan... siapin aja duit banyak, bilang desainnya kayak begini,,, dan tadaaa gambar pun udah jadi. Bagus pula hasilnya, pas penilaian si dosen yang meriksa juga jadi senang karena ternyata hasil karya mahasiswanya bagus2... yang gambar 3d nya jelek bisa jadi dikasi nilai jelek (padahal bikin sendiri). Itu kasus pertama, belum lagi kasus2 'mafia penjualan tugas'... jadi, anggaplah ada mata kuliah namanya Komputer Desain,,si Mahasiswa C memanfaatkan momen ini dengan menjual karya2nya untuk dipakai mahasiwa yg mengambil mata kuliah ini,,, yang dijual itu udah paket gambar kerja, gambar 3d serta konsep. jadi mahasiswa2 yang beli tadi tinggal usaha ngeprint aja. Dan parahnya, penyakit ini terbawa2 hingga ke tugas akhir... udah terlanjur basah, jadi keterusan deh......

Boleh jadi, teman2 saya agak jengah dan kesal karena praktik 'ketidakadilan' ini terjadi pada beberapa teman kami, karena berbagai faktor akhirnya teman2 kami ini melakukan praktik 'Mafia Pembuat Tugas' untuk proses tugas akhirnya. Ada yang memanfaatkan 'teman dekat'nya sebagai sang mafioso, atau sekalian ke profesional biar hasilnya matang. Saya pun sampai geleng2 kepala, beberapakali saya dan teman2 saya memergoki si 'mafioso' sedang berada di tempat printnan, dengan kepala terantuk2 menunggui printnan untuk  partnernya itu (sebut saja nama partnernya Mawar).Saya pun ingat, di suatu hari saat kelayakan, seorang dosen menegur saya yang hampir telat mengumpulkan berkas, "tuhh gak enak kan ngumpulin telat, mesti buru2..nungguin dosennya juga lama, cobalah datang pagi kayak si Mawar, kamu gak bakalan kayak gini...".
what??? sejak kapan Mawar bisa dijadikan sebagai teladan?. Saya hanya tersenyum datar. Si dosen keburu melenggang pergi.

Banyak yang sudah terlanjur terpana dengan kualitas dan kematangan konsep Tugas Akhir Mawar (eeh si Mafioso maksudnya). Mawar pun sudah membuktikan dengan mendayagunakan si Mafioso maka hasil yang dicapai pun akan  indah gemilang dengan sedikit cela, jadi buat apa bersusah - susah... Saya pun tak penah tau, seperti apa keabsahan proses itu dinilai. Untunglah, saya kembali disadarkan, bukan begitu tabiat seorang pejuang... sudah menyerah dulu sebelum perang.... teringat pula quotes seorang kawan : "Manusia tidak dilihat dari hasil akhir kerja kerasnya saja,tapi juga dari serangkaian PROSES yg dilewatinya..betapa banyak prestasi yang tidak bernilai bagi kehidupan.".. dan lebih ironis lagi karena  bakat dan potensi yang tidak digunakan merupakan suatu bentuk pengkhianatan manusia terhadap nikmat amanah Allah....Astagfirullah... semoga kita semua tidak termasuk yang di dalamnya.

Well, ini cuma sekedar uneg2 .... saya berharap tidak muncul benih2 Mawar selanjutnya. Sayang bukan sebuah kampus yang akreditasnya sudah baik tapi malah menelurkan lulusan2 yang dimanjakan dengan beragam kemudahan dan tidak menikmati indahnya berproses yang penuh rintangan dan pengorbanan. Mana bisa kita mengerti wujud angka nol seperti apa kalo kita sendiri tidak pernah menemui angka nol sebelumnya. Sekali lagi, bila ada kecenderungan seperti itu.. yakinkan lagi bahwa kita sebenarnya bisa! tidak perlu menjadi hebat dulu untuk bisa melakukan sesuatu namun lakukanlah sesuatu sebisamu untuk menjadi yang terhebat!. Bukan begitu, sobat?.

sekian. salam perjuangan.



nb: jadi inget lagi.. kalo jam segini, di ruang TA saya masih merem melek di depan layar monitor...ditemani film horor yang selalu diputar untuk menghilangkan rasa kantuk huiiiihii....

5 komentar:

Anonim mengatakan...

Sekali lg semua kembali ke proses yg sebenar2nya.... dy ga akan tau apa arti dibalik nilai yg dy dapat klo nilai itu sendri hanya diciptakan dari 'uang'...

hestia petrina mengatakan...

Sekali lg semua kembali ke proses yg sebenar2nya.... dy ga akan tau apa arti dibalik nilai yg dy dapat klo nilai itu sendri hanya diciptakan dari 'uang'...

puspa mengatakan...

proses itu adalah hasil yang sebenarnya.. pengalaman dari sebuah proses yang membuat kita BISA!
kalau hanya demi si hasil akhir cari aja uang yang banyak untuk bayar orang atau pacar yang JAGO dan mudah DIBODOHI..

Anonim mengatakan...

satu kata,, WAW KEREN!!

Dosen jg bakal sulit buktiin dia habis jokiin yah?
coba kalo presentasi TA nya itu si orang nya suruh gambar ulang,, plus harus 90% mirip sama gambar nya itu,,

hahaaha,,,
"you can? can you? "

oryza mengatakan...

@teman2ku,hestia dan puspa:aah di the best weh pokokna..wkwk... senangnya punya teman2 di r.TA yg luar biasa seperti kalian....:)

@suhe:waah coba suhe yg jadi dosen pengujinya yaak..ehhee